masihkah aku di pikiranmu? ada dalam hatimu?

Kau kemana di saat aku menanti pelukanmu?

Kau memeluk temanmu di depan mataku, begitu sakit tapi tak mampu kukatakan...

Kau dimana di saat aku butuh seseorang untuk menangis?



Kau pergi tanpa sedikitpun menoleh padaku, memegang pundakku pun tidak...

Kau berharap aku mengerti, tanpa sekalipun rasanya kau mengerti diriku..

Kau bertopang di pundakku, tanpa kau pahami airmataku...



Lalu di suatu waktu, kau mengatakan hal yang sama berulang kali,

Aku bukan pesulap yang selalu mengerti keadaanmu..



Haruskah kukatakan setiap bebanku?

Haruskah kuminta padamu ketika aku membutuhkan seorang penopang?

Haruskah kukatakan setiap kali rasa sakit ini ada di hatiku?

Haruskah aku berjalan menghampirimu agar kau menghampiriku?



Haruskah? Lalu untuk apa ada kepekaan seorang ibu?

Untuk apa ada yang namanya orang tua yang memahami setiap keadaan anaknya?



Kau datang ketika tak lagi kumiliki bebanku,

Kau datang ketika hatiku terlalu beku untuk terbuka,

Kau datang ketika mataku tak lagi mengerti arti sebuah kata maaf,

Kau datang padaku dan bertanya ada apa?

Ketika tak kudapati lagi beban tuk kubagi dengan dirimu..



Aku ga memahami apapun..

Aku ga mau lagi memahami apapun,



Kenapa rasanya begitu sakit hanya untuk memahami orang lain?

Kenapa rasanya begitu rapuh di saat orang yang kita pahami ga paham sama keadaan kita?



Aku ga mau menyakiti siapapun,

Tapi kenapa rasanya begitu sakit??



setiap kau hampiri diriku, aku hanya mencoba diam,

berharap kau menyadari keadaanku tanpa aku harus berkata,

berharap kau seseorang yang cukup dekat dengan diriku,

berharap kau seseorang yang memahami diriku,

hanya dengan kau berada di dekatku tanpa aku berkata apapun,

karna kau dekat dan memahami diriku,

tapi ternyata tidak...



setiap kali kau bertanya ada apa, kukatakan aku baik-baik saja,

dan setiap kali itu pula aku merasa aku tidak baik-baik saja,

tapi aku tak ingin mengatakannya, biarlah kau saja yang mengerti..

berharap karna kau dekat denganku...

tapi ternyata tidak juga...



mengenalmu dengan tidak bertemu denganmu...

mengapa rasanya tidak berbeda??